Rupiah Menguat di Bawah Rp 9.200,00/Dolar AS

Rabu, 09 Juli 2008 , 19:44:00
BANDUNG, (PRLM) - Pergerakan kurs rupiah cenderung mengalami apresiasi (penguatan) terhadap mata uang asing terutama dolar AS selama beberapa hari terakhir ini. Bahkan, kurs tengah rupiah mampu menembus di bawah level Rp 9.200,00/dolar AS pada penutupan transaksi pada pasar valuta asing, Rabu (9/7). Penguatan kurs ini mengikuti sentimen pasar di bursa saham yang mulai pulih setelah mengalami tekanan berat akibat melemahnya ekonomi global.

"Ekspektasi pasar terhadap kekhawatiran dampak inflasi pasca kenaikan harga BBM dan tingginya harga minyak dunia secara bertahap mulai berkurang. Dampak langsung inflasi telah mengalami "peak" atau puncaknya pada Juni 2008 lalu, dan tampaknya akan bekurang dan menemukan keseimbangan baru pada bulan ini dan bulan-bulan ke depan. Apalagi, harga minyak dunia kini kembali turun menjadi 136 dolar AS/barel dari 141 dolar AS/barel. Hal ini yang sebabkan rupiah menguat," ujar praktisi pasar saham/keuangan Asep Saepudin.

Ia menjelaskan, apresiasi rupiah tidak terlepas pula dari pergerakan rupiah yang tergolong cukup stabil selama beberapa bulan terakhir ini. Meski tekanan inflasi terus meningkat terutama pada sektor riil dan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami fluktuasi cukup tajam akhir-akhir ini, hal itu tidak mempengaruhi stabilitas kurs rupiah yang tetap pada kisaran Rp 9.200,00 - Rp 9.300,00/dolar AS.

Sepanjang kondisi ekonomi global terutama akibat kenaikan harga minyak dunia tidak terus berlanjut dan tidak ada gejolak kenaikan harga terhadap inflasi domestik, ia memperkirakan, IHSG dan kurs rupiah masih berpeluang menguat lagi ke depan namun dengan perubahan yang tidak mencolok. "Seperti yang terjadi hari ini, penguatan rupiah tidak terlalu besar tapi sudah bisa menembus batas psikologis di bawah Rp 9.200,00/dolar AS pada kurs tengah Rp 9.168,00/dolar AS atau menguat 32 poin," tutur Branch Manager Trimegah Securities Bandung ini. (A-68/A-37)***

sumber.pikiran-rakyat.com

bye brewok

  1. Comment by Indonesia Care Group on 11 Juli 2008 pukul 05.23  

    IPO ADARO MENJADI PRESEDEN BURUK BAGI PASAR MODAL INDONESIA, MENGAPA ? Pertama kita baca di KOMPAS, mereka memobilisasi investor dari pinggir jalan yang didandani bak investor betulan (dikasih dasi dan jas). Kedua, lawan Adaro yang masih bersengketa dengan Beckkett akan mengajukan gugatan kepada Bapepam pada 17 Juli 2008, sementara Listing Perdana 16 Juli 2008. Di manakah tanggung jawab moral dan tanggungjawab professional Badan Pengawas Pasar Modal ? silahkan tanya kepada ketuanya, Fuad Rahmani.