Petunjuk Alkitabiah untuk Menjalin Persahabatan
Hal persahabatan sejati pada umumnya jarang dibahas di zaman ini. Masyarakat zaman sekarang begitu cepat dan materialis sehingga sedikit orang yang memiliki waktu untuk persahabatan yang sejati dan awet, kecuali untuk persiapan pernikahan. Nampaknya banyak orang terlalu sibuk untuk memiliki sahabat-sahabat yang sejati. Akan tetapi, persahabatan yang superfisial begitu banyak. Persahabatan semacam ini dipelihara seringkali karena alasan-alasan ekonomi. Mereka yang kaya atau berada di posisi yang berpengaruh seringkali nampak memiliki banyak sahabat, sementara yang miskin dan tidak siginifikan nampak memiliki sedikit sahabat. Masalah ini jelas terlihat pada hari-hari raya ketika orang yang kaya dan berkedudukan biasanya mendapat banyak hadiah ketika mereka sebenarnya tidak memerlukan itu semua; sementara yang miskin biasanya tidak mendapatkan apa-apa. Situasi yang buruk ini kelihatannya merupakan masalah hanya di zaman dan masyarakat kita sekarang. Tapi sebenarnya tidak demikian; situasi ini adalah masalah dasar umat manusia yang sudah rusak. Salomo, menulis sekitar 3000 tahun yang lalu, telah mengamati masalah ini. Ia berkata, "Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak" (Amsal 14:20); dan "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya" (Amsal 19:4). Ayat-ayat ini begitu singkat dan padat sehingga upaya menjelaskannya hanya akan mengaburkan arti dan ketajamannya. Manusia rata-rata egois dan punya tendensi bersahabat dengan orang-orang kaya, karena ia dapat memperoleh keuntungan dari mereka. Tapi masalahnya yaitu "harta benda tidaklah abadi" (Amsal 27:24), harta "tiba-tiba ... bersayap, lalu terbang ke angkasa" (Amsal 23:5). Dan ketika itu terjadi, begitu pula halnya dengan persahabatan yang dibangun di atas dasar kekayaan. Karena alasan inilah sahabat-sahabat Ayub muak terhadapnya ketika malapetaka menimpanya (Ayub 19:19). Pada akhirnya hanya empat dari sahabat-sahabatnya yang tinggal, dan mereka pun tidak begitu membantunya. Menjalin persahabatan dengan motivasi egois jelas-jelas berdosa dan tidak boleh ada di antara orang-orang Kristen. Tapi bagaimana seharusnya seorang anak Tuhan membangun dan memelihara persahabatan? Bagaimana kita menjalin persahabatan yang sejati dan awet? Ijinkan saya menyarankan enam petunjuk dari Alkitab:
bye brewok
LEAVE A COMMENT